Rabu, 20 Mei 2009

PETUALANGAN CINTA RAJA CABUL ROMAWI — CALIGULA (Bagian 14) -- Caligula Merantau Keluar Istana

(Sebelumnya)
Suasana Romawi di luar tembok istana sangatlah kelam. Kemiskinan merajalela. Rakyat kelaparan. Perampokan dan penjarahan hak milik terjadi dimana-mana. Dan martabat wanita sangatlah rendah. Ia diperjualbelikan bebas. Malah organ tubuh tersembunyinya bisa dijual secara eceran. Colek dan remas payudara ada harganya. Dan pegang serta permainkan kemaluan perempuan, harga yang lain lagi.

Caligula ada di daerah yang kumuh dan kacau itu. Raja ini memakai pakaian hitam dekil, sama seperti yang dikenakan rakyat kebanyakan. Hanya, agar wajahnya tak dikenali, ia memakai penutup kain hitam, untuk menyembunyikan sebagian wajahnya.

Raja yang gemar pesta itu seperti orang asing di negeri sendiri. Kini ia harus menghadapi kenyataan hidup. Tak ada pengawalan istimewa. Tak ada perlindungan. Dan harus berperang melawan hidup yang keras dan ganas di masyarakatnya sendiri yang hidup papa.

Caligula harus menghindari berbagai cekcok yang terjadi. Ia perlu melakukan perlawanan jika ada yang akan menodongnya. Dan sewaktu-waktu, terutama jika ada yang mengenalinya sebagai raja, maka jiwanya bisa melayang sewaktu-waktu. Sebab rakyat Romawi telah menaruh dendam. Mereka menganggap, kemelaratan yang mereka jalani akibat kebijakan raja yang hidup hura-hura dan foya-foya.

Tapi raja yang sudah sakit jiwa itu tak memperdulikan semua itu. Ia tegar hidup di tengah kekacauan, karena tak menyadari bahaya yang tersembunyi di balik semua itu. Malah ia seperti keasyikan. Ia merasa menjadi hero sekaligus dewa, yang punya kekuatan metafisis dan bebas kemana saja dan mau berbuat apa saja.

Petualangan Caligula di luar istana itu akhirnya sampai di kerumunan massa. Ia menyeruak disana. Tampak pertunjukan teater rakyat sedang digelar. Lakon yang digelar adalah kisah tentang dirinya. Para seniman itu sedang melempar kritik terhadap arogansi raja. Ia juga mengecam hubungan intim Sang Raja dengan adiknya, Drussila.

Ketika seorang pemain yang berperan sebagai Drussila muncul ke panggung, emosi Caligula tak terbendung. Ia mengamuk. Ia maju ke tengah tontonan itu, dan membabibuta merusak pagelaran yang berjalan.