Minggu, 13 Juli 2008

SATWA JAUH LEBIH UNGGUL KETIMBANG MANUSIA


Dari dulu hingga sekarang dunia fauna selalu mencapai nilai rafting paling unggul ketimbang manusia. Meski satwa tidak mempunyai akal maupun pikiran. Namun, kemampuannya dalam menjalankan berbagai aktivitas tidak bisa dipungkiri lagi. Mereka mampu mengalahkan semua bentuk manusia, yang memiliki watak serta ciri khas berbeda dengan begitu mudahnya. Bahkan, hingga kini diakui oleh para ahli tak ada seorang pun manusia yang sanggup melawan kegigihan serta keuletan para satwa tersebut, baik dalam cabang olah raga, bekerja maupun penggunaan panca indera.

Pada Olimpiade Mexico City tahun 1968, Robert Beamont, seorang atlit berbakat sempat mencucurkan air mata sebagai tanda atas keberasilannya dalam memecahkan kembali rekor bergengsi dalam lompat jarak jauh. Kalau sebelumnya ia berhasil melakukan lompatan sejauh 8.8392 m, maka ditambah dengan 6.35 cm kini lompatannya menjadi 8.9027 m. lompatan menakjubkan Beamont, secara jujur diakui pra ahli sebagai lompatan paling spektakuler dan menantang bahaya. Kesalahan sekecil apapun, pasti akan mengakibatkan fatal bagi dirinya. Sebab hal semacam itu sudah melewati batas ketahanan manusia normal. Tak pelak, bila kesalahan terjadi, semua otot-otonya maupun sendi-sendi tulang akan mengalami kerusakan yang bisa mengakibatkan kelumpuhan bagi dirinya. Namun 17 tahun sebelumnya, tepatnya tahun 1951, seekor kangguru merah berasal dari New South Wales, Australia, berhasil melakukan lompatan melampaui rekor Robert Beamont, sejauh 12.8016 m.

Lain halnya dengan bangsa kutu, prestasinya dalam hal lompatan terbilang sangat gemilang dan membuat semua orang takjub. Mereka, bangsa kutu yang bukan jenis kutu loncat pun, dapat melakukan gerakan melompat ke udara setinggi 15.24 cm, dan sejauh 0.6096 m sekali laompatan.apabila dilakukan perbandingan antara lompatan kutu dan manusia, maka kutu jauh lebih hebat ketimbang manusia. Bagaimana tidak! Bayangkan saja, kutu yang memiliki tubuh serta bobot amat ringan manakala ditarik sebuah ekuivalen dengan perbandingan lompatan manusia, otomatis lompatan manusia haruslah sejauh 38.6242 m. Itu hal yang mustahil bagi manusia!

Prestasi lain bukan hanya terdapat pada kaum kutu saja, tetapi masih banyak lagi sederet atlit dunia fauna yang memiliki kemampuan berkaliber ‘super’, yang mana mampu menandingi kekuatan manusia.

Dengan tubuh hampir tidak kelihatan, semut yang masuk golongan insekta. Tak ayal, daya penciumannya terhadap, misal gula, bekas kotoran makanan, dan lain-lain, dalam jarak 5 m diakui lebih tajam dibanding manusia yang hanya bisa mencium bau-bauan sejauh tidak lebih dari 5 m. sedangkan dalam hal panjat tebing atau dinding, manusia belum bisa menandingi kelihaian binatang satu ini, yaitu cecak. Kalau seorang PA (Pencinta Alam) melakukan aksi panjat tebing menggunakan masih dibantu dengan tali sebagai pengaman serta ‘point of wall’ untuk tanjakannya. Seekor cecak, tanpa menggunakan pengaman atau pengait sekali pun dapat melakukan panjatan secepat yang dia inginkan.

Sedangkan satwa yang lebih besar sekali pun, tidak menutup kemungkinan juga mempunyai beberapa kelebihan diatas rata-rata manusia dalam hal adu renang atau menyelam. Tanpa dibantu atau justru terkait terhadap badan besarnya, seekor ikan paus menyelam hingga kedalaman 1.127 m dpl. Sebaliknya, siapa pun golongan manusia tidak akan sanggup menahan tekanan air pada kedalaman 701.04 m. Bahkan sangat memungkinkan bagi manusia menghadapi kematian bila tidak menggunakan peralatan khusus selam. Padahal jika dilihat dengan seksama, sebenarnya alat pernafasan yang dipakai oleh ikan paus dan manusia memiliki kesamaan tak jauh berbeda. Keduanya sama-sama bernafas menggunakan paru-paru, lalu kenapa ikan paus jauh lebih unggul dari manusia!

Jangankan menyelam, dalam hal berenang pun kemampuan manusia masih tertinggal jauh di belakang bangsa air ini. Ikan gergaji yang paruhnya amat lancip, bisa berenang dengan kecepatan 109.4354 km/jam. Sementara manusia harus menerima kekalahannya, yaitu hanya dapat ngebut dengan kecepatan 8.5295 km/jam. Bahkan seekor pinguin pun yang tergolong burung dan bukan ikan, dapat menaklukkan kecepatan manusia soal berenang. Ia, pinguin bisa berenang mencapai kecepatan 35.4056 km/jam.

Kali ini dalam bidang penerbangan, manusia yang tidak memiliki sayap, apabila terbang tercatat tidak pernah memecahkan rekor terbang binatang bersayap ini, yaitu burung. Baik itu soal kecepatan menukik di udara, atau pun terjun bebas. Memang diakui, pada jaman mutakhir ini manusia sudah bisa dibilang hampir mirip kaum burung dalam melakukan penerbangan. Namun, semua jenis penerbangan yang kini dilakukan manusia dipandang sebelah mata oleh kaum burung. Bagaimana tidak! Berbagai penerbangan, baik itu kecepatan menukik atau pun terjun bebas diakui masih jauh tertinggal dengan burung elang yang menukik mencapai batas kecepatan minimal berkisar 362.1024 km/jam. Sedang manusia hanya cukup dengan kecepatan menukik 297 km/jam. Perlu diketahui, penerbangan yang dilakukan burung tidak diperlengkapi peralatan khusus, sebaliknya manusia akan mati tanpa peralaatan terbang yang memadai.

Beberapa contoh perbandingan binatang lain yang kemampuannya dianggap jauh melebihi kekuatan fisik manusia adalah dalam hal lari jarak pendek atau jauh. Atlit berkaki empat ini, yaitu anjing greyhound dan rubah merah mampu memecahkan rekor manusia tercepat, Robert Hayes tahun 1963, atau pun ‘the dream team’ Amerika yang salah satu atlitnya terdiri dari carl lewis dan ben Johnson, yang mana kesemua manusia itu hanya mampu berlari dengan kecepatan rata-rata 43 km/jam. Sedang kedua hewan tersebut bisa berlari mencapai kecepatan 64 km/jam. Namun bagaimana halnya dengan Cheetah, binatang yang masuk dalam kelompok carnivora ini. Ia terkenal sebagai binatang tercepat yang mampu berlari seperti angin dengan waktu kecepataan 90.1233 km/jam. Bahkan kecepatan daya terkam Cheetah bisa mencapai 96.5601 km/jam. Memang diakui para ahli, manusia selalu terjegal oleh rekor dari atlit berkaki empat ini.

Pada masa Zhu Jian Hua, atlit Cina berhasil memecahkan rekor loncatan setinggi 2.3876 m. Namun sekitar tahun 1965, hal itu justru dibantah oleh kangguru merah Australia, ia telah membuktikan bahwa dirinya mampu melakukan loncatan pada tumpukan kayu setinggi 3.048 m.

Sementara pada tahun 1984, seorang angkat berat pemegang rekor dunia, Alexander Gunyashev mengakui dirinya bisa melakukan angkat berat 464.9322 kg. Layaknya manusia lain, kekuatan Alexander tersebut, ternyata bisa dengan mudah dipatahkan oleh rekor gorila yang mampu mengangkat beban seberat 816.4663 kg.

Dalam cabang ski es, manusia bisa berbangga sedikit, yaitu dengan mengalahkan atlit anjing laut yan hanya memiliki kecepatan meluncur 18.9903 km/jam. Sedangkan pada tahun 1981, Pavel Pegov dari US mampu mengitari arena ski es sejauh 450 m, dengan kecepatan meluncur 49.2459 km/jam. Akan tetapi perlu diketahui, bahwasannya olah raga ski tersebut memerlukan sebuah peralatan khusus guna menunjang prestasi para manusia. Sedang anjing laut sendiri tampil apa adanya, tanpa mengenakan berbagai macam alat ski. Memang dari dulu hingga kini, tak ada seorang manusia pun yang dapat menggungguli kemapuan para satwa. Meski benda-benda teknologi telah diciptakan guna menandingi kemampuan para satwa. Namun kelihaian para satwa dalam berbagai cabang, dinilai jauh lebih hebat ketimbang manusia atau pun mesin.

Tidak ada komentar: