Duduk di tepi sungai dengan gelombang percik wujud suaraNYA. Menopang tanya dibalik embun yang merapat.
Dikisahkan muara dua beda yg tak ku mengerti. Sang lalu menangkapku di pelukannya sejenak. Membuatku menikmati segala kilau menyesakkan dada.
Menjatuhkanku dibuai bait pecahan kecewa.
Rongga ini seakan tak menyisakan udara, semakin sempit saja rupanya.
Tapi aku tertolong dengan jiwaku sendiri, yang menetralisir kesombongan dan harapan yang terlalu terbang tinggi.
Mengembalikannya kepada Sang Nyawa.
Kudapati piluku merunduk sepi. Diantara daun yang mulai basah, diantara jalan yang mulai sepi.
Bahwasannya segala yang kita punya tak jadi apa-apa. Segala yang kita miliki titipan belaka.
Lalu, biarlah kebajikan menerangi hati untuk menolong dirimu sendiri.
Mungkin dengan adanya hidayah, ketukan malaikat akan terasa sempurna.
Takkan jadi sia-sia, takkan terbuang begitu saja. Hargailah Kehidupan sebagaimana kita diciptakan. Berilah dengan cinta, kembalikan dengan cinta.(Ike Martha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar