Jumat, 27 November 2009

KETHEK OGLENG (Kera Gila)

Ini kisah sebuah kethek ogleng (kera gila), yang tubuhnya selalu ogleng/miring-miring tidak seimbang, miring ke kanan ke para ahli nujum, miring ke kiri ke tukang ramal, miring ke depan ke para filosof, miring ke belakang ke Wong Alus sufi.
Tapi kethek ogleng sulit jalan, karena miring-miring terus kethek ogleng sulit manjing karena bingung terus, berputar-putar terus dalam berbagai argumentasi negeri kera, berspekulasi terus dengan bintang-bintang astrologi bercinta, nafsunya selalu tertuju pada Wong Alus sufi yang sedang bercinta dengan Tuhan, padahal dia sendiri tak bisa seperti Wong Sufi. Dia justru seperti gasing yang berputar-putar pada tempatnya di awalnya nampak gagah dan kuat, lama-lama sekrup-sekrup umurnya mulai menua, dan gasing pun berdoyong-doyong perlahan-lahan sampai di tanah, nggeletak.
Begitu pula saat dunia menjadi betapa busuk di mata kethek ogleng, dia mulai merasakan semua sangat menjijikan. Kera gila tetap jijik, juga jijik dengan diri sendiri yang terkotori dengan busuk-busuknya dunia. Dunia menjadi hasud, sombong dengan setan-setan cakil yang menakutkan saling berseliweran mengadu domba. Aih...betapa menakutkannya!
Oh, kera gila takut berubah jadi setan, dia selalu berdoa kepada Allah, "sumpah jangan jadikan saya seperti Setan. Saya lebih memilih menjadi kethek, yang bisa memakan pisang dan kacang."
Kera masih lebih baik dari setan, dia ingin menutup karirnya di dunia perkeraan atau perapapuan dengan tangis airmata kasihNya yang abadi.
"Oooo kera yang malang”, maghrifohmu saja yang kuharapkan dengan berkah Nabimu yang mulia saw.

Tidak ada komentar: